Sigofi Ngolo, Bersih laut di Teluk Jailolo

         Hujan yang dari subuh mengguyur pelabuhan tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk mengikuti acara yang akan berlangsung. Di bawah guyuran hujan deras, pelabuhan mulai ramai di isi oleh kora kora yang sudah di hias. Kora-kora ini di hias dengan janur kuning dan bendera-bendara yang berwarna warni. Ada juga kora-kora yang sudah di hias dengan kain kelambu putih bermotifkan burung dan bendera kesultanan. Kata masyarakat yang berteduh bersama saya. Kora-kora ini khusus untuk Sultan, beliau akan ikut dalam acara yang nanti akan saya ikuti.

Image

            Kurang lebih 30 menit menunggu, hujan pun mulai reda. Lima belas menit kemudian, Sultan yang di tunggu pun datang. Bersama kapitan-kapitan nya beliau menaiki kapal yang sudah di siapkan. Masyarakat yang tadi nya berada di pinggir pelabuhan langsung bergerak ke arah kora-kora yang penuh hiasan. Bersama mereka, saya menaiki kora-kora untuk mengikuti rombongan Sultan menuju sebuah pulau yang berada di tengah teluk Jailolo. Pulau ini bernama Babua. Saya mengikuti sebuah ritual yang bernama Sigofi Ngolo.

Image

            Sigofi Ngolo merupakan ritual bersih laut yang di adakan di Teluk Jailolo, ritual ini adalah ritual pembuka bagi Festival Teluk Jailolo yang diadakan dari tanggal 29 sampai 31 Mei 2014. Tujuan ritual untuk meminta izin alam agar perayaan festival berlangsung dengan lancar. Masyarakat Teluk Jailolo mempercayai bahwa raja mereka masih bersemayam di pulau Babua,sehingga mereka meminta izin terlebih dahulu ke pulau ini agar festival berlangsung dengan lancar.

Image

            Ada empat belas kora-kora yang terlibat di dalam upacara Sigofi Ngolo, mereka berasal dari daerah-daerah yang mengakui kedaulatan Kesultanan Jailolo. Menurut kepala Dinas Pariwisata Halmahera Barat Fenny Kita, pada zaman dahulu saat raja Jailolo di bunuh di Pulau Babua oleh kesultanan Ternate, daerah-daerah yang dahulu nya menjadi kekuasaan Kesultanan Jailolo menjadi pecah. Namun, setelah Sultan Jailolo kembali ke datuan nya pada tahun 2003, daerah daerah yang dahulu nya memisah, kembali bergabung secara adat. Saya dapat melihat perwakilan-perwakilan mereka dari kora-kora yang datang saat acara Sigofi Ngolo.

Image

            Setelah Sultan duduk di kursi yang di persiapkan di atas kora-kora, tiga belas kora-kora yang lain mulai melepaskan sauh nya, geraman mesin kapal membelah Teluk Jailolo. Saya berada di kapal terdepan yang menjadi pemimpin dari perjalanan ini. Saya bersama seorang penyelam dari Yogyakarta bernama Esther bergabung dengan kapitan dan masyarakat Teluk Jailolo menuju Pulau Babua. Di antara tiga belas kora-kora yang mengikuti kapal Sultan Jailolo, terdapat sebuah kora-kora yang di isi oleh para pemusik yang berasal dari masyarakat Teluk Jailolo, alat musik tifa yang terbuat dari kayu nira dan gong di pukul bertalu talu mengiringi salawat nabi yang di kumandangkan dari kapal Sultan.

Image

            Dua puluh menit waktu berlayar dari pelabuhan Jailolo menuju pulau Babua, Begitu tiba di laut yang berada di depan pulau Babua, kapitan yang berada di kapal Sultan menebarkan sesaji ke laut. Ada perbedaan antara sesaji yang digunakan pada acara ini dengan sesaji yang biasa nya saya lihat. Biasa nya, sesaji yang saya lihat melibatkan nasi kuning, bunga mawar, hasil laut, maupun hasil panen pertanian. Pada Sigofi Ngolo mereka hanya menggunakan sesaji berupa daun pandan.. Setelah sesaji di tebarkan, kora-kora sultan beserta tiga belas kora-kora pengiring mengelilingi pulau sebanyak tiga kali. Tujuan nya adalah untuk menghormati Sultan Jailolo yang dipercaya bersemayam di pulau Babua.

Image

            Penutup dari ritual adalah doa bersama yang di lakukan oleh pemuka agama yang berasal dari Kedatuan Kesultanan Jailolo. Setelah doa, kora kora sultan dan tiga belas kora kora pengiring kembali menuju ke pelabuhan. Esther yang dari tadi mengikuti jalan nya upacara bersama saya sempat menyeletuk “ Tidak rugi saya yang dari jauh ini berkunjung ke Teluk Jailolo, akhirnya saya bisa melihat ritual dari masyarakat ini terhadap laut”. Perkataan Esther saya aminin di dalam hati.

Image

Image

 

Image

 

Image

Image

Published by bayuwinata

travel blogger who love travel..

6 thoughts on “Sigofi Ngolo, Bersih laut di Teluk Jailolo

Leave a reply to winnymarch Cancel reply