Yang Tersisa dari Kereta Api Pekanbaru

“Van Deli Spoorweg Mjj. 100 km rails, lengten van 6.80 en m. Verder lails van S.S.S.; ZZ.SS.; S.J.S.; 0.J.S.; M.S.M.; S.D.S. (Serajoedal) en nog enkele andere maatschappijen van Java, totaal rond 400 km rails”  -Ir. J. Meyer, Chef Weg en Werken Deli Spoorweg Mij . SPOOR- EN TRAMWEGEN, 25 April 1946-

 

               Quote ini berasal dari laporan yang ditulis oleh Ir J. Meyer dari Deli Spoorweg Maatschappij, N.V ( D.S.M)  setelah Jepang menyerah kalah dan para tahanan perang di Pekanbaru dipulangkan ke negara asalnya.  Dalam catatan Meyer yang ditulis dalam majalah Spoor en Tramwegen/ kereta api dan trem tanggal 25 April 1946. 100 km panjang rel dari Deli Spoorweg Maatschappij, N.V ( D.S.M) dengan bentangan sepanjang  6,8 meter yang dibawa oleh Jepang ke Pekanbaru serta 400 km rel dari perusahaan kereta api di pulau Jawa. Selain Deli, ada rel dari S.S.S (Staatsspoorwegen ter Sumatra’s Westkust/ rel kereta api Sumatera Barat ), Z.S.S (Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen/ perusahaan kereta api Sumatera Selatan ), S.J.S ( de Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij, N.V/ perusahaan kereta api Semarang – Juwana ), O.J.S ( Oost-Java Stoomtram Maatschappij/ perusahaan kereta api Jawa Timur ), M.S.M ( Malang Stoomtram Maatschappij/ perusahaan kereta api Malang ), dan  S.D.S ( Serajoedal Stoomtram Maatschappij/  perusahaan kereta api Cilacap hingga Purwokerto). Selain rel, Jepang juga membawa 5 loko DSM dan 1 dari S.C.S ( de Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij, N.V. ). ( Ir. J. Meyer, Chef Weg en Werken Deli Spoorweg Mij . SPOOR- EN TRAMWEGEN, Utrecht. 25 April 1946 )

 

01_4
Lokomotif yang masih tersisa di Pekanbaru yang sayangnya belum menjadi cagar budaya.

 Jepang memandang projek kereta api Pekanbaru – Muaro sangat strategis sehingga sebagian rel kereta api dari pulau Jawa dan Sumatra dibawa ke Pekanbaru. Loko, rel, dan juga wesel sebagian besar dibawa dengan menggunakan kapal via sungai Siak lalu dibongkar di pelabuhan Pakanbaroe/ Pekanbaru. Ada 120.000 pekerja paksa/ romusha dan 5000 tahanan perang berjibaku membangun rel sepanjang 220 km ini.  

Di tahun 1949, Meyer kembali ke Pekanbaru, dia diperintah oleh DSM untuk mengambil lokomotif  di rimba Sumatera. Pada tahun 1944 sampai dengan 15 Agustus 1945. Meyer ikut membangun rel kereta api Pekanbaru bersama 5000 tahanan perang/p.o.w. Dalam buku The Sumatra Railroad: Final Destination Pakan Baroe, 1943-1945 karangan Henk Hovinga dituliskan. Meyer menyadari rel kereta api Pekanbaru tidak akan bertahan lama, hal ini karena pembangunan yang dilakukan Jepang dilakukan secara sembarangan. Saat operasi pemindahan lokomotif di Pekanbaru. Meyer dan timnya memperbaiki sebagian kecil jalur yang sudah hancur agar bisa dilewati lokomotif. Setelah lokomotif yang diapungkan melewati sungai Kampar Kanan di dekat Tratak Buluh. Dua lokomotif milik DSM melintasi rel yang dibangun oleh Meyer hingga ke Pelabuhan Pakanbaroe.  Dengan menggunakan kapal, lokomotif  milik DSM kembali pulang ke Deli ( The Sumatra Railroad: Final Destination Pakan Baroe, 1943-1945, Henk Hovinga ).  Setelah selesai pembangunan, hanya dua kali kereta api melintasi rel kereta.  Saat tes jalur dan saat pulang ke Deli. 

 

P1050232
Rel kereta api yang masih tersisa di Pekanbaru.  Di depan Bank BRI, jalan Juanda.

Pada tanggal 12 hingga 30 Januari 1952, insinyur Belanda, T.A.M Koster berkunjung ke Pekanbaru.  Ada keinginan  merestorasi jalur kereta api Pekanbaru – Muaro oleh Pemerintah Indonesia. Dalam laporan yang dituliskan oleh Koster, ada 142 km jalur bisa diselamatkan. Jalur itu adalah  jalur Pekanbaru – Logas. Turut dalam rencana jalur ini  adalah jalur kereta api menuju tambang batu bara di Tapui ( sekarang bernama desa Tapi,Kab. Kuantan Singingi, Prov Riau ). Dalam perhitungan Koster ada 1000 ton batu bara yang bisa dibawa setiap hari dari Tapoei ( desa Tapi ). 

P1050235
Sisa rel yang berada di bawah jembatan di Jalan Lokomotif.

Rencana ini hanyalah sebatas rencana, jalur kereta api yang menghubungkan sisi barat dan timur kembali mentah,  hal ini karena situasi politik di Indonesia yang tidak memungkinkan saat itu. Jepang yang sempat mencicipi batu bara di desa Tepi. Kurang lebih 120.000 ton sudah dibawa oleh Jepang ke Singapura. 

Dalam perjalanan pulang menuju ke Pekanbaru, perjalanan lokomotif  DSM di mulai dari Teratak Buluh ( Camp 3 ), Simpang Tiga ( Camp 2 A ), Jalan Kereta Api, Jalan Sudirman di depan Hotel Pangeran ( di dekat Camp 2 ), Jalan Kopan, Jalan Lokomotif, lalu Tanjung Rhu ( Camp 1 ).  Ini adalah rute jalur kereta api Pekanbaru yang dibangun Jepang. Sayangnya, di tahun 1970, tangan jahil mem besi tuakan rel kereta api ini secara terorganisir. 220 km jejak sejarah punah ranah.

P1050267
Jalan Lokomotif yang ditahun 1945 merupakan jalan kereta api Pekanbaru – Muaro sepanjang 220 KM.

 

P1050256
Lengkungan  rel dan Bukit bekas galian pembangunan rel kereta api Pekanbaru Muaro sepanjang 220 Km.

 Ada isu sentimentil saat rel kereta api ini dibesituakan. “ Ini milik penjajah ni. Ya bolehlah”. Hal ini saya tangkap saat wawancara dengan salah satu saksi mata pembangunan rel kereta api survei Pekanbaru – Muaro, di daerah Pangean, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Isu ini menjadi pembenaran saat loko Hanonmag dibelah di camp 14, sekitar Taluk Kuantan dan rel kereta api di kota Pekanbaru dibongkar.  Untungnya, masih ada rel kereta api Pekanbaru yang masih bisa dilihat. Diantaranya berada di depan Bank BRI jalan Juanda, di tembok samping pagar PT Telkom Jalan Sudirman, dan di bawah jembatan di Jalan Lokomotif. Khusus di jalan Lokomotif, cobalah berhenti sebentar sembari merenungi lengkungan jalan Lokomotif dan bukit yang berada di kiri jalan. Bukit ini adalah bekas galian dari para Romusha dan tahanan perang, di tahun 1943 s.d 1945 jalan lokomotif adalah segmen jalur kereta api Pekanbaru – Muaro  

 

01_9
Bekas rel kereta api Pekanbaru yang berada di samping tembok PT Telkom di Jalan Sudirman.

 

01_7
Cap dari KRUPP 1899 dari sisa rel kereta api Pekanbaru yang berada di samping tembok PT Telkom, di Jalan Sudirman.

Rel rel yang masih tersisa di Pekanbaru berlogo Krupp 1889 dan S.S.S. Krupp merupakan perusahaan pengolahan baja berasal dari Jerman, dan cap S.S.S berasal dari S.S.S ( Staatsspoorwegen ter Sumatra’s Westkust/ rel kereta api Sumatera Barat ).  Sayangnya, sampai hari ini. Rel dan loko yang tersisa belum dijadikan sebagai cagar budaya kota Pekanbaru. Kejadian tahun 1970 belum membuat kita jera perihal pengabaian jejak sejarah.

 

01_8
cap dari S.S.S ( Staatsspoorwegen ter Sumatra’s Westkust/ Perusahaan kereta api Sumatera Barat ) yang bisa dilihat di samping tembok PT Telkom Jalan Sudirman. 

Published by bayuwinata

travel blogger who love travel..

Leave a comment