Setelah lelah mengunjungi objek wisata kota Siak, seperti Istana Siak, Mesjid Ayahabuddin, Makam Koto Tinggi, Makam Sultan Syarif Kasim II, dan Balai Kerapatan Adat. Biasanya “kampung tengah” alias perut mulai meronta, minta diisi. Ada beberapa pilihan untuk menenangkan “kampung tengah”. Pertama, membawa makanan dari Pekanbaru kemudian piknik dibawah pepohonan yang tumbuh disekitar lapangan depan istana. Atau, pilihan kedua adalah mencoba masakan melayu yang dijual di rumah-rumah makan yang ada di dekat Istana. Saya lebih memilih pilihan kedua, sudah tidak sabar rasanya lidah saya untuk mengecap masakan Melayu Kota Siak.
Sebagai kota yang tumbuh di tepi sungai yang dulu dikenal dengan sungai terdalam di Indonesia. Masakan di kota Siak didominasi oleh ikan sungai seperti ikan baung, patin, selais, tapah, lalu udang galah, kemudian siput sungai. Ikan, udang dan siput dimasak dengan bumbu bumbu sederhana dan segar seperti bawang merah, bawang putih, santan kelapa, dan cabe. Masakan melayu yang kaya akan bumbu dan memiliki rasa yang lezat bisa didapatkan di Siak.
Mencari masakan melayu di kota Siak adalah bukanlah pekerjaan yang sulit. Rumah- rumah makan di kawasan pasar lama kota Siak yang berjarak 800 meter dari Istana Siak menjual berbagai jenis ragam masakan melayu. Saya mencoba beberapa masakan, yang biasanya dicari oleh para pecinta kuliner saat berada di kota Siak. Inilah beberapa masakan melayu yang saya cicipi.
- Asam Pedas Ikan Baung.
Ikan baung adalah ikan sungai yang dijual pada rumah-rumah makan di kota Siak. Nama ikan baung ini sayangnya tenggelam dibawah nama ikan Patin. Rasa kedua ikan ini hampir sama, namun lemak dari ikan patin lebih banyak daripada lemak dari ikan baung. Sehingga rasa ikan baung lebih ringan. Ikan baung memiliki daging yang manis, ikan ini bisa dimasak gulai, asam pedas, pindang, ataupun digoreng saja bersama bumbu bawang putih dan garam. Di kota Siak, ikan baung bisa dimakan dalam masakan gulai atau asam pedas.
Asam pedas adalah masakan dengan kuah memiliki rasa asam dan pedas. Bumbu yang digunakan pada masakan ini sederhana,menggunakan bawang putih, bawang merah, cabe merah, yang nantinya ditumis lalu dicampur dengan air. Rasa asam pada kuah asam pedas didapat dari asam kandis yang dimasukkan kedalam kuah. Jika belum pernah merasakan rasa asam pedas. Coba bayangkan, semangkuk masakan khas dari Thailand yang dikenal dengan nama thom yum gung atau sup udang Thailand. Ada kemiripan rasa antara dua masakan ini, yang membedakannya adalah warna kuah asam pedas lebih menonjol dari pada warna kuah pada thom yum gong. Kuah asam pedas lebih merah. Warna merah ini berasal dari cabe yang digunakan sebagai bumbu.
Sepiring asam pedas baung yang dihidangkan oleh pelayan memancing air liur saya. Saat mencicip ikan, manisnya daging ikan baung, terasa di lidah. Keringat bercucuran dibadan saat kuah asam pedas masuk kemulut. Kuah ini meninggalkan jejak pedas yang amboi dilidah. Tetapi, pedasnya kuah masih nyaman bagi lidah saya. Rasa pedas dari cabe dan asam dari kandis, berdansa di mulut. Saya harus menahan diri untuk menghabiskan sepiring ikan, karena masih ada godaan selanjutnya dari kuliner Siak.
- Udang goreng
Godaan selanjutnya, adalah udang goreng. Udang adalah menu khas dari kuliner Siak. Udang yang digunakan dalam masakan Siak adalah udang galah. Ukuran badan dan capit yang besar serta rasa yang manis menjadi andalan udang galah. Beberapa tahun yang lalu, udang-udang galah dengan mudahnya dipancing di sungai Siak. Namun, sekarang, keberadaan udang mulai sulit didapat. Over fishing/pemancingan berlebihan dan sungai Siak yang mulai tercemar menjadi beberapa alasan kenapa udang galah sudah jarang ditemui di meja-meja makan.
Udang galah cocok dimasak gulai ataupun digoreng. Ada juga yang suka jika udang ini dibakar dan dimakan dengan cara dicocol sambal. Saya tidak menemukan udang galah, hanya udang goreng sungai yang disajikan di rumah makan yang saya kunjungi. Kulit keras dari udang ini mengeluarkan suara “kriuk” saat saya membuka kulitnya. Udang ini digoreng sampai garing. Gigi geraham saya mengunyah daging yang memiliki tekstur lembut, serat serat halus daging udang berloncatan didalam mulut. Lidah saya juga tidak mau kalah, rasa manis daging udang turut singgah sebentar dilidah. Nikmat.
- Gulai Siput.
Kuliner Siak terakhir yang saya coba adalah gulai siput. Siput yang digunakan pada masakan ini adalah siput sungai. Siput ini dimasak dengan bumbu gulai. Menurut pemilik rumah makan, gulai siput tidak menggunakan bumbu kunyit yang banyak. Gulai siput sedikit berbeda dengan gulai ayam. Kuah dari gulai siput ini kental, namun memiliki rasa yang ringan. Tidak terlalu berlemak. Cara memakan siput sungai ini adalah dengan cara diseruput atau disedot. “Sruput”, daging kenyal dan manis masuk kedalam mulut. Bercampur dengan sedikit rasa pedas dari cabe dalam bumbu gulai ini.
Menikmati masakan masakan melayu di Siak, tidak akan lengkap tanpa mencicipi sambal terung asam. Sambal terung asam adalah sambal yang dibuat dari campuran cabe, bawang merah, dan terung asam. Sambal ini memiliki rasa asam dan pedas. Rasa pedas didapat dari terung. Terung asam adalah terung yang bewarna kuning dengan kulit luar berambut yang memiliki rasa asam. Sambal terung asam adalah salah satu sambal khas masyarakat Melayu. Sepiring nasi panas, berpadu dengan sambal terung asam, asam pedas baung, daun singkong rebus, dan segelas es teh manis. Membuat makan siang dalam perjalanan kali ini berbeda.
pedas mw
nggak pedes mbak.. heheheh
Gk jd deh 😀
laaah.. hehehehe.. enak kok..
sedapp nampakk nyaa.. hehe^^
hehehehe
Foto-fotonya menggugah selera,
berapa ya budget untuk berkunjung ke sana ya?
thanks
klo dari Pekanbaru, bisa menggunakan speedboat, tujuan Siak, berangkat setiap satu jam dari Pelabuhan sungai Duku, Pekanbaru. tiketnya Rp 80.000,- atau menggunakan jalur darat, dengan travel, Rp 70.000,-. Silahkan ke Siak, hehehehe
Asyik nyeruput siputnya kayaknya nih.
enak kok, hehehee
asli bikin ngiler!!!
terimakasih mas..