Pesona Pantai Tanjung Tinggi Pulau Belitung

        “ Flight  attendant prepare for landing”. Suara  dari pilot Citilink sontak membangunkan saya dari tidur  lelap.Mimpi indah  mengenai  pantai, laut biru, pasir putih  tiba-tiba hilang.   Ternyata, sudah  45 menit saya terbang.  Cuaca  cerah  dan  tiada gangguan berupa turbulence menjadikan perjalanan saya di isi dengan tidur.   Touchdown  dan selamat datang di  bandara H. A. S Hanandjudin. Tanjung Pandan.Image

            Di sambut oleh kehebohan bandara di pagi hari. Saya keluar dari terminal kedatangan dan mencari taksi yang akan mengantar saya ke pusat kota. Tawar menawar terjadi.  Di kota ini, taksi  tidak menggunakan argo. Kemampuan negosiasi diperlukan untuk mendapatkan tarif yang sesuai. Deal harga, berangkatlah saya menuju pusat kota. Mencari penginapan adalah pilihan saat ini. Dari obrolan ringan bersama supir taksi. Saya memilih menginap di Hotel Surya yang terletak di kawasan Pecinan. Kenapa memilih di kawasan ini? Kawasan Pecinan yang dekat dengan pasar, perkantoran  dan pelabuhan memudahkan  saya untuk  mengisi perut ataupun mengambil uang tunai jika dompet  sudah  menipis

            Saat ini saya sedang berada di pulau Belitung. Pulau ini terdiri dari dua kabupaten. Belitung dengan ibukota Tanjung Pandan. Dan Belitung Timur dengan ibu kota nya Manggar.  Dari dahulu hingga kini, Belitung di kenal sebagai penghasil timah. Namun, sekarang pulau ini juga di kenal dengan  pulau “Laskar Pelangi”. Sektor pariwisata sedang bergerak dengan massif nya di sini. Pulau-pulau yang indah, pantai eksotis, makanan yang enak,  penduduk yang ramah, serta akses menuju ke pulau ini yang  mudah   adalah beberapa  hal yang menjadi alasan kenapa  pulau ini semakin ramai di datangi  wisatawan.Image

            Setelah tiba di hotel, saya memilih menyambung kembali mimpi yang tadi sempat terpotong di pesawat. Karena keesokan hari nya petualangan akan di mulai.

            Pagi hari saya di sambut oleh riuh nya  suara  walet-walet an.Kenapa saya menggunakan istilah tersebut?  Karena bisnis sarang walet sedang naik daun. Sebagian besar rumah-rumah di kawasan Pecinan mencoba berbisnis walet. Masing-masing rumah memutar rekaman suara walet untuk memancing agar walet-walet liar datang dan bersarang.  Dengan setingan speaker yang maksimal, kawasan ini penuh dengan riuh rendah suara walet.Image

            Sebelum berangkat rock and  roll, saya terlebih dahulu mengamankan “”kampung tengah”. Kopi Belitung dan Mie ayam adalah pilihan saya. Kedua pilihan ini saling berbenturan, namun dari pada cacing-cacing di kampung tengah saya demonstrasi. Lebih baik dibuat diam dari pada nanti nya menyusahkan.

            Kali ini, saya memilih menyewa motor. Selain murah, alasan saya menggunakan motor lebih kepada efisiensi. Dengan motor, saya bisa masuk ke kampung-kampung yang berada di pulau ini untuk sekedar mengetahui kehidupan sehari hari masyarakat Belitung.  Mengisi bensin terlebih dahulu, hidupkan motor. Di mulai lah perjalanan saya.Image

            Saya menuju Tanjung Tinggi. Sebuah pantai yang terletak sekitar 30 km dari kota Tanjung Pandan. Pantai ini di kenal sebagai tempat pembuatan video klip Laskar Pelangi. Pantai yang memiliki tumpukan batu granit yang banyak. Batu-batu granit yang terdapat disini memiliki ukuran yang besar, bahkan ada yang memiliki ketinggian sekitar 5 meter. Beberapa dari batu tersebut juga ada yang menjorok hingga ke tengah laut dan seolah-olah di susun seperti puzzle. Ada sebuah tangan tak tampak yang merancang susunan ini.

            Satu jam adalah waktu yang di butuhkan dari Tanjung Pandan menuju  Pantai ini. Dengan bermodalkan tanyImagea sana tanya sini. Saya sudah berada sekitar 4 km masuk ke kawasan pantai.    “ Sudah dekat bang, ada persimpangan. Ambil kanan”, kata seorang  pemuda kampung kepada saya. Dengan penuh keyakinan. Saya  mempercepat laju motor saya. Dan ternyata. Saya nyasar. Saya masuk ke Kampung yang bernama Sijuk, pantai Tanjung Tinggi yang menjadi tujuan saya entah di mana.Image

            Kebetulan ada seorang ibu dan pedagang ikan keliling yang sedang bertransaksi. Saya  turun dari motor dan bertanya ke ibu tersebut, “di mana kah letak dari pantai Tanjung Tinggi ini?”. Ternyata, saya sudah melenceng sekitar 5 km dari tujuan semula. Namun seperti quotes dari Paul Theroux “Tourist don’t know where they’ve been. Travelers don’t know where they are going”. Seperti nya saya mengalami hal tersebut.Image

            Mutar balik dan  kembali menyusuri jalanan untuk mencari pantai Tanjung Tinggi. Saya hanya sedikit mengingat perkataan ibu tersebut. “ Jika melihat banyak warung dan ada batu- batu tinggi. Itu lah pantai Tanjung Tinggi”. Berdasarkan petunjuk tersebut. Konsentrasi saya sekarang adalah mencari tanda berupa warung.

            Setelah 20 menit bermotor. Akhir nya saya menemukan tanda yang di cari. Terdapat kumpulan warung di pinggir pantai. Langsung saya berbelok ke arah warung tersebut. Bertanya dengan pemilik warung. Ternyata ini lah Pantai Tanjung Tinggi.

            “ Subhanallah” kalimat itu  yang pertama kali keluar dari mulut saya. Di depan saya terhampar pasir halus, susunan batu granit yang saling bertumpuk, laut biru nan jernih serta barisan awan yang bergumpal seperti iringan domba. Parkir motor, segera saya menyusuri pantai dengan bertelanjang kaki. Saya ingin merasakan halus nya tekstur dari pasir pantai ini.Image

            Saya menyusuri sisi kanan dari warung. Di terdapat kumpulan batu granit. Batu ini seolah-olah sengaja di susun. Masing-masing batu saling bertumpuk dan menumpu satu sama lain nya. Ada yang berada di pinggir pantai dan ada yang berada di tengah laut. Ada yang besar dan ada yang kecil.  Karena laut pada saat ini sedang surut. Saya bisa berjalan kaki hingga ke batu granit besar yang menjorok ke laut, dalam perjalanan menuju batu ini, tekstur tanah berubah dari pasir halus menjadi tanah liat, telapak kaki saya di selimuti tanah liat. Lengket. Tujuan saya ingin naik  ke batu besar tersebut adalah saya ingin melihat pemandangan dari atas. Dari atas batu saya bisa  melihat pulau yang terkenal di Belitung. Pulau tersebut bernama Pulau Lengkuas. Pulau ini dikenal karena  terdapat mercusuar tua yang sudah di bangun oleh Belanda sekitar tahun 1800an.  Image

            Setelah turun dari batu, saya pun berjalan ke sisi kiri dari pantai. Pasir pantai yang halus sudah menyapa saya. Saya menyusuri pantai ini sampai bertemu dengan bekas resort. Pasir di depan bekas bangunan ini tekstur nya lebih halus dari pada di pantai yang berbatu. Terdapat dua buah perahu nelayan yang di tambatkan di sini, kata mereka perahu nelayan ini adalah perahu nelayan pencari kepiting dan ikan yang terdapat di sekitar pantai ini.Image

            Saya kembali ke warung yang berada di pinggir pantai. Warung warung di pinggir pantai ini menjual makanan laut, kelapa muda dan berbagai makanan ringan lain nya. Memesan kelapa muda adalah pilihan saya saat ini. Sembari menunggu kelapa muda, saya mendengarkan lagu dari grup band lawas yang bernama Pink Floyd. “ how I wish. How I wish you were here. We are just two lost  souls swimming in fish bowls year after year.. “ Image

           

Notes:                                                                                                                

  1. Jika ingin mencari penginapan yang dekat dengan ATM, pusat keramaian,warung warung makan.  hotel Surya adalah pilihan yang tepat. Harga kamar di hotel ini,  untuk kelas ekonomi seharga Rp 70.000.
  2. Harga sewa motor sekitar Rp 50.000 per 12 jam. Bermotor adalah pilihan yang ideal jika berwisata di Belitung. Namun jika rombongan, meyewa mobil adalah pilihan yang tepat. Jika membutuhkan mobil. Bisa menghubungi pak Fendi di 0852.685.84.114 atau pak Maulidi di 0819.2979.8370
  3. Jika menggunakan motor, harga bensin per liter Rp 6.500 dan eceran. Jika ingin mengisi bensin di SPBU. Sulit, karena jumlah SPBU yang masih sedikit di Tanjung Pandan ini.
  4. Selama 1 jam perjalanan dari Tanjung Pandan. Kita bisa mengikuti papan petunjuk arah yang sudah di sediakan oleh pemerintah daerah. Jika mulai ragu. Bertanya ke masyarakat adalah pilihan yang bijak. Masyarakat Belitung ramah dan siap menolong
  5. Pantai Tanjung Tinggi hanya ramai saat libur nasional ataupun Sabtu dan Minggu. Jika di luar hari tersebut, pantai ini sepi.
  6. Jika ingin menikmati kelapa muda. Dengan Rp 10.000 kita sudah bisa mendapatkan air kelapa yang segar.
  7. Ada beberapa penerbangan menuju ke pulau ini. Citilink adalah satu maskapai penerbangan yang melayani tujuan Tanjung Pandan.

Published by bayuwinata

travel blogger who love travel..

4 thoughts on “Pesona Pantai Tanjung Tinggi Pulau Belitung

  1. wah bagus banget pantainya…
    jadi ada ya penerbangan langsung ke sana. gak perlu mampir-mampir…

    suka foto pohon kelapanya.

  2. langitnya luar biasa membiru… pohon kelapanya pun tak kalah posenya… dan aku takjub akan batu batu besar itu… ada nuansa yang aneh dan tua ibarat sejarah dengan foto batu batu itu… dan aku senang kalau bisa membayangkan duduk di bangku kayu tepi pantai berlatar batu besar… luar biasa… pengalaman yang menyenangkan.. senang sekali bisa merasakannya dari jauh… bagaimanapun, aku belum sampai ke Belitung sana. ^_^

Leave a comment