Berkunjung ke Danau Sentani

“ Seperti nya, neraka bocor”.  hal tersebut yang sempat terlintas di pikiran saya. Matahari bersinar dengan sangat terik nya, Kulit rasa nya perih karena terbakar matahari. Namun  seperti sebuah judul lagu yang di tulis oleh Jay Livingston dan Ray Evans yang berjudul Que Sera,  Sera ( What Ever will be, will be ) semangat untuk menjelajah bumi mutiara dari Timur ini tidak pernah surut.Image

            Ada sebuah cerita rakyat dari Papua, yang menceritakan tempat yang saya kunjungi ini. Alkisah, Langit masih gelap pada waktu itu. Bersama-sama dengan Odofolo, Wali bermaksud mengangkat langit sedikit keatas dan menekan bumi kebawah supaya matahari dapat bersinar. Mereka  melihat bahwa manusia-manusia di bumi tidak memiliki air dan api. Haboi dan Wali pergi menjumpai Dobonai dengan membawa gelang eba dengan tiga utas manik manik yaitu hawa, haj dan naro agar Dobonai yang bertempat tinggal di Dafonsoro  (puncak Cycloop) memberi air kepada manusia.Sebelum Haboi tiba, Dobonai  telah mengetahui kedatangan mereka karena di beritahukan oleh seekor burung.Image

            Setelah keduanya tiba di Dafonsoro, mereka memberitahukan keinginan mereka untuk membeli air. Dobonai setuju tetapi mereka harus membayar juga kepada Doekoenbuluh dan Roboniawai. Mereka berangkat lagi untuk menjumpai kedua dewa ini. Tetapi, saat pembayaran di lakukan terjadi kekeliruan. Manik-manik terbaik di berikan kepada Roboniawai  yang lebih muda dari Doekoenbuluh yang seharusnya menerima. Image 

           Dengan marah sekali Doekoenbuluh berkata “Kalau saya marah, saya akan datangkan petir dan guruh. Manusia akan menderita karena saya akan memberikan air yang banyak hingga  melimpah”.  Namun, permasalahan ini dapat di selesaikan. Mereka kembali menghadap Dobonai, namun, terlebih dahulu Wali membuat ember dari daun ( habue ). Awal nya Dobonai mengantar mereka  ke tempat  yang airnya keruh,mereka tidak mau menerima air ini. Dobonai membawa mereka ke satu tempat dan membuka tempat air tersebut. Air disini sangat jernih dan di dalamnya terdapat seekor ikan. Mereka mengambil air dan juga ikannya. Dobonai menutup “ember”  dan berpesan bahwa dalam perjalanan pulang tidak boleh berburu.Image

            Haboi dan Wali berangkat pulang tetapi dalam perjalanan pulang mereka melihat seekor  babi hutan besar, hasrat tidak dapat di tahan lagi. Mereka memanah babi hutan itu, segera “ember” mereka pecah dan air mulai mengalir dan berubah menjadi sungai besar yang menghanyutkan Haboi dan Wali. Haboi mencabut pisaunya, menancapkannya sekaligus menahan air tersebut . Air segera mengikuti  lobang tancapan pisau tetapi tidak berapa lama muncul lagi di  permukaan bumi yang mengakibatkan terjadinya danau di muka mereka, sehingga Haboi dan Wali tidak ada jalan lagi untuk kembali ke Jomokho. Itu lah asal muasal tempat ini  menurut cerita rakyat nya.Image

            Ya, sekarang saya sedang berada di Danau Sentani. Sebuah danau dengan lanskap yang sangat indah. Danau Sentani adalah sebuah danau yang memiliki luas sekitar 9.360 Ha   dan merupakan danau terbesar di Papua.Image

            Pemandangan lanskap di Danau Sentani, sungguh indah. Sinar matahari yang jatuh ke danau sehingga air di danau berkilauan seperti mutiara. Barisan awan yang menggumpal seperti domba, bukit-bukit hijau yang mendominasi sebagian besar daratan di sekitar danau semakin menambah indah nya danau ini.Image

            Terdapat sekitar 21 buah pulau kecil di pulau ini. Masing-masing pulau menawarkan keunikan nya tersendiri. Salah satu nya adalah pulau Asei. Pulau kecil yang terletak di depan pelabuhan Danau Sentani ini, merupakan sentra kerajinan lukisan dari kulit kayu.Image

            Saat kedatangan saya di pulau ini. Sedang berlangsung Festival Danau Sentani. Festival Danau Sentani yang di singkat dengan FDS  adalah festival tahunan yang berlangsung di danau ini. Di dalam festival, semua kesenian yang ada di daerah Papua di tampilkan. Tari tarian daerah dari  penobatan kepala suku hingga tari perang silih berganti di atas panggung. Masing-masing daerah menonjolkan keunikan dan tradisi mereka. Di FDS, saya bisa menemukan makanan khas Papua. Papeda ( bubur sagu), dan ulat sagu adalah menu yang paling banyak saya temukan. Tari tarian yang ditampilkan ini nanti nya akan di kompetisikan, dan yang terbaik akan mendapatkan imbalan berupa hadiah. Lomba tarian, hanyalah sebagian kecil dari inti sari acara FDS. Tujuan sebenar nya dari FDS adalah sebagai bukti bahwa berbagai macam suku, dan ras yang ada di Papua saling bersatu dan bahu membahu.Image

            Berkunjung ke sini, tidak lah pas jika tidak mengelilingi danau. Dengan menggunakan perahu kecil bermuatan 8 orang. Saya berkeliling. Masyarakat lokal yang tinggal di pulau-pulau  danau ini sangat lah ramah. Mereka dengan ramah nya menjawab sapaan kita seraya tersenyum. Ah, masih ada raut ramah Negeri ku.Image

            Panas terik yang membakar bumi Papua hilang sudah setelah melihat keindahan dan keunikan danau ini. Kembali saya terbius oleh pesona bumi mutiara dari Timur ini.Image

Notes:

  1. Pake lah topi dan sunblock agar panas yang menyengat tidak terlalu menyiksa kita
  2. Dengan Rp 10.000,- kita sudah bisa berkeliling danau ini dengan perahu. Namun, terlebih dahulu kita akan menunggu sampai perahu dengan kapasitas 8 orang ini penuh
  3. Jika ada waktu, kita bisa singgah di Pulau Asei. Untuk melihat kerajinan lukisan yang terdapat di kulit kayu.Image

 

Published by bayuwinata

travel blogger who love travel..

8 thoughts on “Berkunjung ke Danau Sentani

  1. menikmati sekali kumpulan foto dan cerita historisnya… menikmati foto yang menampilkan langit biru cerah dan warna tradisi yang kaya dan meriah… luar biasa perjalanannya… suatu hari, semoga aku sampai kesana… meski sempat seperti Neraka yang Bocor yah.. hihi… jangan jangan, labuan bajo tidak ada apa apanya yah? ^___^

Leave a reply to bayuwinata Cancel reply